Pada sistem pengapian yang masih konvensional,
terdapat beberapa kelemahan pada sistem pengapian tersebut. Antara lain sebagai
berikut :
1. Kelemahan pada unsur mekanis
Pada sistem pengapian konvensional ini
masih menggunakan komponen platina yang berfungsi untuk menghubungkan dan
memutuskan aliran arus primer pada rangkaian primer ignition coil. Proses
terjadinya hubungan dan tidaknya arus listrik pada rangkaian primer coil
pengapian ini terjadi karena pergerakan dari kontak platina yang digerakkan
oleh cam atau nok pada poros distributor.
Baca juga : Tips mengatasi endapan carbon pada busi
Pada putaran rendah, proses terhubungnya sisi positif dan negatif (massa) pada platina akan baik, tetapi pada saat putaran tinggi hubungan sisi positif dan negatif pada platina menjadi kurang baik dikarenakan ketika mesin berputar pada kecepatan tinggi akan mengakibatkan terjadinya pemegasan pada platina, sehingga akan timbul tumbukan antara terminal dan akan menghasilkan gerakan yang disebut dengan pentalan (prelung). Pada saat putaran tinggi ini, ketika platina pada posisi tehubung akan mengalami kondisi bergetar sehingga akan membuat hubungan pada platina menjadi kurang baik (tertunda).
Baca juga : Tips mengatasi endapan carbon pada busi
Pada putaran rendah, proses terhubungnya sisi positif dan negatif (massa) pada platina akan baik, tetapi pada saat putaran tinggi hubungan sisi positif dan negatif pada platina menjadi kurang baik dikarenakan ketika mesin berputar pada kecepatan tinggi akan mengakibatkan terjadinya pemegasan pada platina, sehingga akan timbul tumbukan antara terminal dan akan menghasilkan gerakan yang disebut dengan pentalan (prelung). Pada saat putaran tinggi ini, ketika platina pada posisi tehubung akan mengalami kondisi bergetar sehingga akan membuat hubungan pada platina menjadi kurang baik (tertunda).
2. Penurunan tegangan sekunder coil
Besar kecilnya tegangan sekunder yang
dihasilkan oleh rangkaian sekunder pada coil pengapian dipengaruhi oleh kecepatan
pemutusan arus primer pada kontak platina.
Semakin cepat terjadi pemutusan arus primer pada kontak pemutus maka akan semakin tinggi tegangan induksi pada rangkaian sekunder yang dihasilkan. Untuk mempercepat pemutusan arus primer, maka diperlukan suatu alat pemutus rangkaian yang dapat bekerja dengan sangat cepat.
Pada saat terjadinya pemutusan arus primer pada kontak pemutus platina pada saat platina membuka, pemutusan arus primer ini tidak akan langsung dapat putus sehingga kondisi ini dapat menunda pemutusan arus listrik.
Hal ini dikarenakan pada tegangan listrik yang tinggi dapat menimbulkan loncatan listrik (listrik dapat melewati penghantar udara). Oleh sebab itu pada sistem pengapian konvensional menggunakan komponen condensor yang berfungsi untuk menyerap arus listrik sehingga tidak akan terjadi loncatan bunga api ketika platina membuka.
Namun ketika condensor mengalami kerusakan atau kinerjanya menurun maka dapat mengakibatkan penyerapan arus listrik ini tidak akan maksimal sehingga akan menurunkan tegangan induksi pada rangkaian sekunder coil karena terjadinya keterlambatan pemutusan arus primer pada kontak pemutus platina.
Semakin cepat terjadi pemutusan arus primer pada kontak pemutus maka akan semakin tinggi tegangan induksi pada rangkaian sekunder yang dihasilkan. Untuk mempercepat pemutusan arus primer, maka diperlukan suatu alat pemutus rangkaian yang dapat bekerja dengan sangat cepat.
Pada saat terjadinya pemutusan arus primer pada kontak pemutus platina pada saat platina membuka, pemutusan arus primer ini tidak akan langsung dapat putus sehingga kondisi ini dapat menunda pemutusan arus listrik.
Hal ini dikarenakan pada tegangan listrik yang tinggi dapat menimbulkan loncatan listrik (listrik dapat melewati penghantar udara). Oleh sebab itu pada sistem pengapian konvensional menggunakan komponen condensor yang berfungsi untuk menyerap arus listrik sehingga tidak akan terjadi loncatan bunga api ketika platina membuka.
Namun ketika condensor mengalami kerusakan atau kinerjanya menurun maka dapat mengakibatkan penyerapan arus listrik ini tidak akan maksimal sehingga akan menurunkan tegangan induksi pada rangkaian sekunder coil karena terjadinya keterlambatan pemutusan arus primer pada kontak pemutus platina.
3. Pengaturan sistem pengajuan
pengapian yang kurang sensitif
Pada sistem pengapian yang masih
konvensional, pengaturan pengajuan sistem pengapian ini masih menggunakan
sistem mekanis yaitu menggunakan sistem pengajuan pengapian dengan centrifugal advancer dan vacuum advancer. Penggunaan kedua komponen untuk pengajuan
pengapian tersebut dirasa masih kurang sensitif dan belum mampu melakukan
pengajuan pengapian yang benar-benar sesuai dengan putaran mesin dan kondisi
pembebanan mesin, sehingga hal ini akan mempengaruhi tenaga yang dihasilkan
oleh mesin menjadi kurang optimal.
4. Tidak memiliki pengaturan perubahan
sudut dwell
Sudut dwell diukur dari sudut lamanya pemassaan rangkaian primer pada coil pengapian (lamanya arus primer mengalir). Pada sistem pengapian konvensional ini, besarnya sudut dwell relatif nilainya tetap (tidak berubah-ubah).
Misalnya saja untuk mesin yang memiliki 4 silinder, sudut dwellnya sebesar 52o±2o. Putaran mesin kendaraan yang berubah-ubah (bervariasi) tentunya akan berdampak pada perubahan lamanya pemassaan rangkaian primer pada coil pengapian. Dengan kata lain, semakin tinggi putaran mesin maka semakin sedikit pula waktu yang digunakan untuk pemassaan arus primer ini. Sehingga hal ini akan berdampak besar pada saat putaran tinggi, tegangan tinggi yang dihasilkan oleh coil pengapian pada saat putaran tinggi ini akan menurun. Untuk sebab itu diperlukannya sudut dwell yang bervariasi yang dapat disesuaikan dengan perubahan putaran mesin sehingga waktu pemassaan arus primer pada coil pengapian akan cukup.
Sudut dwell diukur dari sudut lamanya pemassaan rangkaian primer pada coil pengapian (lamanya arus primer mengalir). Pada sistem pengapian konvensional ini, besarnya sudut dwell relatif nilainya tetap (tidak berubah-ubah).
Misalnya saja untuk mesin yang memiliki 4 silinder, sudut dwellnya sebesar 52o±2o. Putaran mesin kendaraan yang berubah-ubah (bervariasi) tentunya akan berdampak pada perubahan lamanya pemassaan rangkaian primer pada coil pengapian. Dengan kata lain, semakin tinggi putaran mesin maka semakin sedikit pula waktu yang digunakan untuk pemassaan arus primer ini. Sehingga hal ini akan berdampak besar pada saat putaran tinggi, tegangan tinggi yang dihasilkan oleh coil pengapian pada saat putaran tinggi ini akan menurun. Untuk sebab itu diperlukannya sudut dwell yang bervariasi yang dapat disesuaikan dengan perubahan putaran mesin sehingga waktu pemassaan arus primer pada coil pengapian akan cukup.
0 Response to "Kelemahan-Kelemahan Sistem Pengapian Konvensional"
Post a Comment