Sifat mekanik suatu bahan adalah suatu
sifat yang dimiliki oleh bahan yang berhubungan dengan kekuatan bahan tersebut pada
saat menerima berbagai aspek pembebanan.
Sifat-sifat mekanik dari bahan yang paling penting antara lain :
Kekuatan Bahan (strenght of materials)
Kekuatan bahan atau strenght of
materials merupakan kemampuan dari bahan untuk menahan tegangan tanpa bahan
mengalami kerusakan atau bisa diartikan juga kemampuan suatu bahan pada saat
menerima beban, semakin besar beban yang dapat diterima oleh bahan maka bahan
tersebut dapat dikatakan mempunyai kekuatan yang tinggi.
Dalam kurva tegangan-regangan (stress-strain)
pada gambar dibawah ini dapat dilihat, bila semakin tinggi nilai tegangannya (stress)
pada suatu bahan maka bahan tersebut akan lebih kuat.
Gambar. Perbandingan Kurva Stress dan Strain
Hasil Uji Tarik untuk 3 Jenis Baja
Pada gambar diatas, untuk kurva yang
diberi label strongest atau terkuat digambarkan sebagai kurva yang memiliki
nilai stress yang tertinggi, kemudian untuk kurva yang diberi label toughest
atau tangguh merupakan kurva yang memiliki nilai ketangguhan tertinggi.
Nilai ketangguhan pada suatu bahan dapat dilihat dari luas
daerah yang berada di bawah kurva stress-strainnya. Semakin besar luas
daerah yang berada di bawah kurva, maka bahan tersebut dapat dikatakan semakin
tangguh. Lalu untuk nilai keuletan dari suatu bahan dapat di gambarkan
dari kurva yang diberi label most ductile. Nilai keuletan menggambarkan
bahwa bahan tersebut akan sulit untuk mengalami patah (fracture). Bahan
yang memiliki nilai keuletan tertinggi dapat di gambarkan sebagai kurva yang
memiliki nilai strain (regangan)
tertinggi.
Contoh aplikasi penggunaan kekuatan
atau strenght pada benda yaitu pada pengaplikasian poros engkol pada mesin,
seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini :
Gambar. Poros Engkol
Pada saat berlangsungnya kerja mesin
maka poros engkol ini akan menerima beban kombinasi secara dinamis yaitu baik beban
puntir, beban tekan maupun beban gesek. Agar poros engkol ini mampu menahan
ketiga beban tersebut sekaligus maka diperlukan pemilihan bahan, perhitungan
komposisi bahan dan pengujian bahan secara tepat saat pembuatan poros engkol.
Elastisitas Bahan (elasticity)
Elastisitas bahan merupakan sifat dari
benda yang cenderung mengembalikan keadaan benda ke bentuk semula setelah benda
tersebut mengalami perubahan bentuk karena pengaruh gaya tekan atau gaya tarik
dari luar.
Benda-benda yang memiliki nilai
elastisitas atau memiliki sifat elastis contohnya adalah karet, pegas, dan
lain-lain. Benda-benda yang memiliki nilai atau sifat elastisitas disebut
dengan benda elastis. Sedangkan benda-benda yang tidak memiliki nilai atau
sifat elastisitas atau tidak kembali ke bentuk awalnya setelah benda tersebut
diberi gaya tekan atau gaya tarik dari luar disebut dengan benda plastis.
Benda-benda plastis contohnya adalah tanah liat, lilin dll.
Gambar. Pegas
Jika suatu benda diberi gaya maka
benda tersebut akan mengalami yang disebut dengan deformasi. Deformasi yaitu
perubahan ukuran atau bentuk dari benda ketika benda tersebut diberikan gaya.
Karena benda tersebut diberikan gaya, maka molekul-molekul benda akan bereaksi dan memberikan gaya balik untuk
menghambat terjadinya deformasi. Gaya yang diberikan kepada benda tersebut dinamakan
dengan gaya luar, sedangkan gaya reaksi oleh molekul-molekul benda dinamakan dengan
gaya dalam. Ketika gaya luar dihilangkan, maka gaya dalam cenderung akan
mengembalikan bentuk dan ukuran benda ke keadaan awal atau semula.
Contohnya, apabila sebuah pegas diberikan
gaya F (Perhatikan gambar dibawah), maka panjang pegas akan berubah.
Gambar. Gaya Diberikan Ke Pegas
Jika gaya yang diberikan ke pegas terus
diperbesar, maka hubungan antara perpanjangan pegas dengan gaya yang diberikan
dapat ditunjukkan pada grafik dibawah ini :
Gambar. Hubungan Perpanjangan Pegas Dengan Gaya
Berdasarkan grafik di atas, garis
lurus OA memperlihatkan besarnya gaya F yang diberikan sebanding dengan
pertambahan panjang x. Pada bagian ini pegas dapat dikatakan meregang secara segaris
lurus atau linier. Jika gaya F yang
diberikan ke benda diperbesar lagi sehingga melampaui titik A, maka
garis sudah tidak lurus lagi (tidak linier). Hal ini dapat dikatakan jika batas
linieritasnya sudah terlampaui, akan tetapi pegas masih bisa kembali ke
bentuk awal atau semula.
Apabila gaya F yang diberikan ke benda diperbesar
terus sehingga sampai melewati titik B, maka pegas akan bertambah panjang dan
tidak akan kembali lagi ke bentuk awal atau semula setelah gaya tersebut
dihilangkan. Hal ini disebut dengan batas elastisitas atau kelentingan
pegas.
Jika gaya yang diberikan ke benda
terus diperbesar lagi hingga mencapai di titik C, maka pegas tersebut akan
putus.
Kesimpulannya, benda yang elastis memiliki
batas elastisitas. Jika gaya yang diberikan ke benda telah melebihi batas
elastisitasnya, maka akan mengakibatkan benda tidak akan mampu lagi untuk
menahan gaya tersebut sehingga benda akan putus.
Kekerasan (hardness)
Kekerasan
atau hardness dapat diartikan
sebagai kemampuan yang dimiliki bahan untuk tahan terhadap pengikisan (abrasi),
goresan dan penetrasi. Sifat kekerasan atau hardness ini juga berkaitan erat
dengan sifat keausan (wear resistance). Dimana kekerasan atau hardness ini juga
memiliki hubungan dengan kekuatan atau strenght.
Contoh aplikasi penggunaan kekerasan
atau hardness pada benda yaitu pada penggunaan mata bor, seperti yang
ditunjukkan pada gambar di bawah ini :
Gambar. Mata Bor
Karena untuk proses pengeboran (drilling)
diperlukan bahan yang sangat keras untuk mampu mengikis dan menembus benda
kerja, maka bahan yang sering digunakan untuk pembuatan mata bor ini adalah
baja HSS (High Speed Steel).
Keuletan Bahan (ductility)
Keuletan bahan atau ductility merupakan
kemampuan yang dimiliki oleh bahan untuk menerima tegangan tanpa mengakibatkan
terjadinya perubahan bentuk pada bahan secara permanen. Setelah tegangan yang
diberikan ke benda tersebut dihilangkan maka bahan tersebut akan kembali ke
ukuran serta bentuk awal atau semula.
Contoh aplikasi penggunaan keuletetan
atau ductility pada benda yaitu pada pengaplikasian untuk pegas suspensi,
seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini :
Gambar. Pegas Suspensi
Ketangguhan (toughness)
Ketangguhan
atau toughness merupakan
kemampuan yang dimiliki oleh bahan untuk menyerap beberapa energi yang
diberikan ke bahan tanpa membuat dan mengakibatkan terjadinya kerusakan pada
benda tersebut. Ketangguhan atau toughness juga dapat diartikan sebagai ukuran
banyaknya energi yang diperlukan untuk mematahkan suatu benda kerja, pada suatu
kondisi tertentu. Sifat ketangguhan atau toughness ini dipengaruhi oleh banyak
faktor, sehingga sifat ketangguhan atau toughness ini sulit untuk diukur.
Contoh aplikasi penggunaan ketangguhan
atau toughness pada benda yaitu pada pembuatan blok mesin, seperti yang
ditunjukkan pada gambar di bawah ini :
Gambar. Blok Mesin
0 Response to "Sifat Mekanik Yang Harus Dimiliki Oleh Bahan"
Post a Comment