Pada saat terjadi
pembakaran campuran bahan bakar dan udara maka akan menghasilkan tekanan
pembakaran yang nantinya akan diteruskan ke piston, connecting rod dan ke poros
engkol. Tekanan pembakaran akan membuat piston bergerak dari posisi titik mati
atas (TMA) menuju ke titik mati bawah (TMB) yang nantinya tekanan ini berfungsi
sebagai tenaga dorong yang bekerja (beroperasi) sepanjang sumbu piston dengan
titik tangkap gayanya berpusat pada pin (pena) piston.
Tekanan pembakaran
dapat maksimum pada saat piston sudah bergerak sedikit melewati TMA (kurang
lebih 10o poros engkol). Ketika posisi ini akan terjadi dua
gaya yaitu gaya yang digunakan untuk
menekan/ mendorong piston dan gaya yang menekan ke dinding silinder pada sisi
kerja piston. Ketika gaya piston menekan dinding silinder maka akan
mengakibatkan dinding silinder menjadi oval dan bagian sisi kerja piston yang
menekan dinding silinder akan menjadi cepat aus. Tentu saja hal tersebut tidak
diinginkan, oleh sebab itu perlu adanya cara untuk mencegah agar hal tersebut
tidak terjadi. Salah satu cara untuk
memperkecil tekanan piston ke samping maka dapat dilakukan dengan memindahkan
titik pusat dari poros engkol sedikit ke kiri sehingga terjadi offset.
Dengan adanya offset
maka dapat mengurangi gaya kesamping pada bagian kerja piston untuk menekan
dinding silinder sehingga masalah silinder menjadi oval dan piston cepat aus
dapat dihindari. Mesin yang menggunakan offset ini biasa disebut dengan offset
engine. Sebagian besar kendaraan sudah menggunakan sistem mesin dengan offset
ini, contohnya saja pada kendaraan toyota sudah hampir seluruh mesinnya
menerapkan offset ini pada pin pistonnya. Besar offset ini kira-kira sebesar 1
mm sampai 2mm pada pin piston. Oleh sebab itu pada kepala piston selalu diberi
tanda pemasangan, hal ini bertujuan agar posisi offset tidak terbalik. Sehingga
ketika melakukan overhoul mesin perlu diperhatikan posisi tanda pemasangan
pistonnya.
0 Response to "Fungsi Mesin Dengan Offset"
Post a Comment