Pada piston dilengkapi
dengan ring piston. Ring piston ini berfungsi sebagai perapat antara piston dan
dinding silinder agar tidak terjadi kebocoran tekanan kompresi saat langkah
kompresi atau kehilangan tenaga saat langkah usaha. Selain itu, ring piston
juga berfungsi untuk mengkikis oli yang terdapat pada dinding silinder agar
tidak masuk ke dalam ruang bakar serta ring piston juga berfungsi untuk
menyalurkan panas dari piston ke dinding silinder.
Ring piston berbentuk
seperti cincin yang dipotong satu sisi. Potongan pada ring piston ini bentuknya
bermacam-macam, ada yang berbentuk potongan yang lurus (straight cut), potongan
yang miring (diagonal cut) dan potongan yang bertingkat (step cut). Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Diameter luar dari ring
pistonnya dibuat lebih besar dari diameter pistonnya. Hal ini bertujuan agar
ring piston dapat menekan dinding silinder saat ring piston terpasang. Pada
ujung ring piston saat terpasang pada dinding silinder harus memiliki celah
(gap) agar mencegah patanya ring piston saat bekerja.
Celah atau gap dari
ujung ring piston ini tidak boleh terlalu besar karena jika celah terlalu besar
justru akan mengakibatkan bocornya oli masuk ke ruang bakar atau terjadi
kebocoran gas.
Ring torak pada umumnya
terbuat dari bahan yang sama dengan bahan untuk membuat dinding silinder yaitu
memakai besi tuang. Untuk menambah gaya tahan dari ring piston saat bergesekkan
maka pada permukaan ring torak yang bergesekkan dengan dinding silinder
dilapisi dengan chrome plate.
Jumlah ring piston yang
terpasang pada piston pada umumnya berjumlah tiga buah, yaitu dua ring kompresi
dan satu ring oli. Ring kompresi bertujuan untuk mencegah kebocoran gas saat
langkah kompresi sedangkan ring oli bertujuan untuk mencegah oli masuk ke dalam
ruang bakar.
Bentuk penampang dari
kedua ring kompresi ini berbeda dan pemasangannya tidak boleh terbalik antara
ring kompresi no.1 dan ring kompresi no.2. Posisi pemasangan potongan (celah)
dari ring kompresi ini tidak boleh sejajar harus terpasang bertolak belakang
untuk mencegah terjadinya kebocoran gas. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Selain itu, pada ring
oli terdapat tanda pemasangan sehingga saat melakukan pemasangan pastikan tanda
pada ring oli ini menghadap ke arah atas.
Ring oli dipasang pada
bagian paling bawah setelah ring kompresi. Ring oli ini berguna untuk mencegah
masuknya oli ke dalam ruang bakar dan juga berfungsi untuk memberikan lapisan
yang tipis (oil film) pada dinding silinder sehingga dinding silinder tidak
cepat aus.
Pada umumnya gaya tekan
pegas oli ke dinding silinder kecil sehingga dapat menyebabkan oli masuk ke
dalam ruang bakar dan ketika dinding silinder mengalami keausan yang tidak
merata maka kebocoran oli yang masuk ke dalam ruang bakar akan lebih besar
lagi. Untuk mencegah hal tersebut maka pada ring oli dilengkapi dengan ring
penegang (expander ring).
Cara kerja dari ring
kompresi
Pada saat langkah
buang, piston akan bergerak dari posisi TMB ke TMA. Pada saat ini akan terjadi
tekanan gas buang pada ruang bakar. Tekanan gas buang ini akan menekan ring
piston pada posisi bawah pada alur ring pada piston dan ring piston akan
menekan ke dinding silinder karena gaya mengembang ringnya. Pada saat ini gas
buang akan ditahan oleh rig piston sehingga gas buang tidak akan bocor ke bak engkol
(ruang di bawah piston).
Pada saat langkah
hisap, piston akan bergerak dari posisi TMA ke TMB. Pada saat ini ring piston
akan berada pada posisi paling atas pada alur ring pada piston. Akibatnya ring
piston akan merapatkan piston dengan dinding silinder sehingga menyebabkan
terjadi kevakuman pada ruang bakar saat piston bergerak turun.
Pada saat langkah
kompresi, piston akan bergerak dari posisi TMB ke TMA. Posisi ring piston pada
alur ring akan sama dengan saat langkah buang yaitu pada posisi paling bawah
pada alur ring sehingga akan mencegah terjadinya kebocoran kompresi dan
kebocoran campuran bahan bakar dan udara karena terjadi kerapatan antara piston
dan dinding silinder.
Pada saat langkah
usaha, piston bergerak dari posisi TMA ke TMB. Pada langkah ini terjadi tekanan
pembakaran yang mana tekanan pembakaran ini akan menekan ring piston kearah
bawah pada alur ring sehingga posisi ring piston akan sama pada saat langkah
kompresi dan langkah buang. Dengan menekannya ring piston ke arah bawah pada
alur ring pada piston maka terjadinya kebocoran tekanan pembakaran akan menjadi
kecil.
Cara kerja ring oli
Pada saat piston
bergerak dari posisi TMB ke TMA, oli akan melumasi dinding-dinding silinder
melalui lubang-lubang yang terdapat piston dan ring oli.
Pada saat piston
bergerak dari posisi TMA ke TMA, oli akan dikikis oleh ring oli sehingga oli ini
yang terkikis oleh ring piston akan kembali ke bak oli. Hanya sebagian kecil
oli yang digunakan untuk melapisi atau membuat lapisan tipis (oil film) di
dinding silinder. Lapisan tipis ini berguna untuk mencegah terjadinya keausan
dan juga untuk mencegah timbulnya panas berlebih akibat gesekan dari ring
piston dan piston dengan dinding silinder.
0 Response to "Fungsi dan Cara Kerja Ring Piston (Pegas Torak)"
Post a Comment