Mesin (engine) pada
kendaraan adalah komponen yang menghasilkan tenaga berupa tenaga putar yang berasal
dari proses pembakaran campuran bahan bakar dan udara di dalam ruang bakar.
Bahan bakar dan udara
tidak akan dapat terbakar sendirinya tanpa adanya panas. Pada mesin dengan
bahan bakar bensin, sumber panas yang digunakan untuk membakar campuran bahan
bakar dan udara ini adalah dengan menggunakan komponen busi.
Busi pada sistem
pengapian berfungsi untuk menghasilkan atau memercikkan bunga api sebagai sebagai
sumber utama pemicu terjadinya pembakaran.
Api yang dihasilkan
oleh busi harus besar dan kuat untuk menghasilkan proses pembakaran yang
optimal.
Api dari busi ini
sebenarnya merupakan loncatan tegangan tinggi listrik dari elektroda tengah ke
elektroda samping atau massa pada busi.
Tegangan tinggi ini
dibangkitkan oleh komponen pada sistem pengapian yaitu koil pengapian (ignition
coil).
Koil pengapian akan
merubah tegangan dari baterai yaitu 12 volt menjadi tegangan tinggi
sekitar 10.000 - 25.000 volt melalui
proses induksi tegangan tinggi di dalam koil pengapian tersebut.
Tegangan tinggi yang
dihasilkan tersebut kemudian akan dikirim kan ke busi melalui kabel tegangan
tinggi busi. Untuk mesin yang memiliki silinder lebih dari satu maka memerlukan
komponen tambahan untuk dapat menyalurkan tegangan tinggi ke setiap busi yaitu
dengan menggunakan distributor (kecuali pada sistem mengapian DLI yang tidak
menggunakan distributor).
Kondisi dari kabel busi
ini akan mempengaruhi aliran listrik tegangan tinggi dari koil pengapian ke
busi. Apabila kondisi kabel tidak baik maka aliran listrik tegangan tinggi yang
menuju ke busi juga akan terganggu.
Oleh sebab itu ketika
melakukan servis atau tune up, pemeriksaan kabel busi merupakan salah satu poin
yang terpenting. Adapun langkah-langkah pemeriksaan kabel busi adalah :
Pemeriksaan
secara visual
- Lepas kabel busi. Hati-hati saat melepas kabel busi agar tidak merusak kabel busi.
- Periksa secara visual atau dengan penglihatan dari kemungkinan kabel busi mengalami keretakkan, terbakar atau isolator kabel rusak.
- Apabila ditemui bahwa kabel busi tersebut retak, terbakar atau isolator rusak maka kabel busi harus diganti dengan yang baru, jangan menutupnya dengan menggunakan isolasi karena isolasi tidak akan mampu menahan tegangan tinggi agar tidak bocor.
Pemeriksaan
dengan pengukuran
- Lepas kabel busi.
- Dengan menggunakan multimeter, setel multimeter pada skala 1 kΩ.
- Pasangkan kedua probe multimeter pada kedua ujung kabel busi.
- Baca hasil pengukuran pada jarum penunjuk multimeter.
- Hasil pengukuran tidak boleh melebihi 25 kΩ, apabila hasil pengukuran melebihi 25 kΩ maka kabel busi memiliki tahanan yang terlalu besar sehingga percikkan api yang dihasilkan oleh busi akan lemah oleh sebab itu gantilah kabel busi apabila tahanannya melebihi 25 kΩ.
- Apabila hasil pengukuran tahanan kabel busi kurang dari 25 kΩ maka artinya kabel busi dalam kondisi baik, namun tahanan kabel busi juga tidak boleh sama dengan 0 kΩ.
- Lakukan pengukuran tersebut ke semua kabel busi (pada mesin yang memiliki silinder lebih dari satu).
Izin bertanya, kalau tahanan busi kurang dari 1 kohm, apakah baik? Karena ada produk kabel busi yang nilai tahanannya dibawah 1 kohm. Trima kasij
ReplyDelete