Baterai atau juga dikenal dengan istilah accu (aki) pada sebuah kendaraan berfungsi sebagai penyedia arus listrik untuk seluruh sistem kelistrikan pada kendaraan tersebut.
Sistem-sistem kelistrikan yang disuplai arus listriknya oleh baterai diantaranya adalah sistem starter, sistem kelistrikan body dan sistem pengapian.
Ada beberapa masalah yang terjadi di dalam baterai, salah satunya adalah self discharge.
Self discharge adalah kondisi dimana betarai akan tetap mengeluarkan atau membuang arus listrik yang tersimpan di dalamnya walaupun baterai tersebut sedang tidak digunakan atau dalam keadaan tanpa beban.
Terjadinya self discharge ini dapat disebabkan karena adanya reaksi kimia internal didalam baterai tersebut.
Besar kecilnya nilai dari self discharge ini tergantung dari beberapa faktor, diantaranya adalah :
1. Suhu penyimpanan baterai
Semakin tinggi suhu disekeliling baterai akan menyebabkan semakin banyak arus listrik yang terbuang sendiri karena suhu yang tinggi akan menyebabkan terjadinya reaksi kimia pada baterai akan semakin cepat pula.
Sebaliknya, apabila disekeliling baterai bersuhu rendah maka reaksi kimia yang terjadi di dalam baterai juga akan semakin lambat sehingga arus yang terbuang akan semakin kecil. Oleh sebab itu, hindari penyimpanan baterai pada suhu yang terlalu tinggi.
2. Usia baterai
Usia dari baterai juga akan mempengaruhi besar kecilnya nilai self discharge karena semakin lama usia baterai maka nilai dari self discharge juga akan semakin tinggi.
3. Jenis-jenis bahan kimia dari baterai
Bahan kimia yang digunakan di dalam baterai juga akan mempengaruhi besar kecilnya nilai dari self discharge pada baterai tersebut.
Pada jenis baterai atau aki basah, penggunaan air suling juga akan berpengaruh terhadap self discharge karena apabila air suling yang diisikan mengandung banyak material-material logam maka akan mempercepat reaksi kimia di dalam baterai sehingga self discharge akan semakin tinggi pula.
0 Response to "Pengertian Self Discharge Baterai"
Post a Comment